Cerita #AyoHijrah Bersama Bank Muamalat
Sumber Facebook Bank Muamalat |
Momen hijrah setiap orang
pasti memiliki cerita yang berbeda, begitupun juga aku. Aku lahir dalam
keluarga yang tidak terlalu agamis. Meskipun begitu, pendidikan agama tetap menjadi
prioritas dalam keluargaku. Dari kecil orangtuaku pun sudah mengenalkanku
tentang agama. Aku diajari membaca Al Quran, solat dan juga puasa yang
merupakan sebagian dari ibadah yang ada.
Menginjak bangku sekolah,
aku sudah diingatkan oleh orangtuaku untuk tidak berpacaran. Saat itu aku
adalah anak yang penurut pada orangtua, melakukan apa yang mereka suruh. Namun
semenjak sekolah, aku mau tidak mau harus bertemu dunia luar yang berbeda
dengan kebiasaan keluarga bahkan keyakinan orang lain yang berbeda. Dari situ
aku mulai mengenal teman yang mempunyai sifat dan kebiasaan berbeda, aku belajar
untuk bersosialisasi dengan orang yang berbeda-beda. Itu semua memberikan hal
baru bagiku, belajar untuk terbuka dan menerima pendapat mereka, tetapi disaat yang sama aku harus tetap pada
pendirian dan keyakinanku. Misalnya saja saat aku tidak punya uang jajan dan
memilih untuk berpuasa, terkadang mereka suka bertanya padaku kenapa harus
puasa. Aku tersenyum mendengar perkataan mereka, karena aku sendiri tidak
pernah keberatan kalau aku berpuasa kalau tidak punya uang jajan. Pikirku,
karena keadaan keluarga saat itu sangat pas-pasan, jadi aku tidak mau membebani
orangtuaku. Kalau pun orangtuaku sedang tidak memberi uang jajan pun aku bisa
membawa bekal dari rumah kalau aku sedang tidak ingin berpuasa. Kalau ada uang
jajan lebih, biasanya uang itu akan aku tabung disekolah.
Saat Sekolah Dasar, biasanya
aku pergi ke sekolah tidak memakai jilbab. Namun gara-gara aku melihat seorang
artis di televisi yang memakai jilbab, aku terinspirasi olehnya. Wanita itu
terlihat anggun dan cantik disaat yang bersamaan meski rambutnya tertutup oleh
jilbab. Belum bisa berjilbab sempurna, akhirnya aku putuskan untuk memakai
kerudung kecil meski baju dan rokku masih pendek. Aku memberanikan diri untuk
tampil berbeda dari biasanya. Awalnya aku malu saat ingin masuk kelas, namun
saat sudah masuk kelas, teman-temanku menyapaku dengan wajah penasaran dan
terkejut karena aku memakai kerudung saat itu. Alhamdulillah, keputusanku
memakai kerudung ke sekolah ditiru oleh teman-teman sekelas yang lain. Aku
tidak pernah menyangka keputusanku berpengaruh pada lingkungan sekitarku.
Namanya hijrah itu kan nggak
instan ya, pasti ada aja hambatannya. Saat menginjak remaja, aku mulai merasakan
yang namanya cinta monyet. Disini aku pun mulai tergoda ingin berpacaran seperti
teman-teman yang lain karena banyaknya teman disekolah yang berpacaran. Rasanya
dulu aku sangat cupu, tidak gaul seperti mereka. Banyak dari mereka yang
berkeyakinan, kalau tidak berpacaran dianggap norak atau tidak gaul. Aku sempat
merasa sedih dan merasa kalau Allah jahat padaku karena aku tidak bisa
berpacaran dengan orang aku sukai. Maklum saja, saat itu aku masih labil belum
tahu bentuk kasih sayang yang sudah Allah berikan.
Tak jauh berbeda dengan
proses hijrahku yang masih labil, kewajibanku sebagai muslimah yang harus
memakai jilbab pun masih dalam proses. Aku belum benar-benar menutup aurat
dengan baik. Kadang memakai kerudung pun saat disekolah saja. Namun karena hal itu
aku mendapat petunjuk lainnya dari Allah, kali ini lewat kakakku. Kakakku
protes karena aku memakai kerudung hanya saat sekolah saja, jujur saja saat itu
hatiku tersayat oleh kata-kata pedasnya. Tapi semua kata pedas kakakku
membuatku sadar. Aku pikir hal itu benar, karena kewajiban memakai jilbab untuk
menutup aurat, bukan hanya saat sekolah saja, tetapi setiap saat.
Berlanjut ke masa kuliah.
Aku pikir ini adalah masa paling terpuruk tetapi juga masa saat aku mulai
berhijrah. Saat itu aku akhirnya bisa berpacaran dengan seseorang yang aku
sukai. Jadi kami berpacaran karena cinlok. Kami teman sekelas dan karena sering
bertemu bersama akhirnya kami memutuskan untuk berpacaran. Saat itu jujur saja,
aku bersyukur pada Allah. Akhirnya Allah mengabulkan doaku sejak lama yang
ingin berpacaran. Tapi lewat hal itu juga Allah ingin memberiku pelajaran.
Beberapa bulan berpacaran, akhirnya aku ditinggalkan begitu saja tanpa alasan
yang jelas. Aku merasa sedih yang amat sangat, rasanya dunia runtuh dan
membuatku terpuruk. Rasanya menangis pun belum cukup untuk menghilangkan rasa
sedih ditinggalkan oleh orang yang kita cintai.
Tapi, berkat dukungan
sahabat, akhirnya aku bisa melupakan sedikit demi sedikit. Aku mulai fokus lagi
untuk mendekatkan diri kepada Allah. Semua perjuanganku untuk lepas dari
kesedihan itu pun terbayar melalui sebuah komunitas film muslim. Aku pun mulai
mengikuti komunitas itu karena aku pikir bisa mendapat dorongan dan semangat
positif. Dari situ juga aku mulai aktif untuk ikut komunitas hijab dan kajian. Aku
benar-benar merasakan pertolongan Allah itu sangat dekat. Aku mulai menjaga
hubungan pertemanan khususnya dengan lawan jenis, selain itu juga aku berusaha
menyibukkan diri dengan kegiatan keagamaan. Sering ikut kegiatan keagamaan
seperti kajian, mengubah pandanganku terhadap beberapa hal misalnya saja
tentang umroh. Padahal sebelumnya aku tidak pernah berani untuk memiliki impian
tersebut. Karena aku pikir hanya yang punya uang saja aku bisa kesana, ternyata
aku salah besar. Karena banyak orang yang hartanya lebih pun belum tentu
terketuk hatinya untuk bisa kesana. Membuatku makin yakin hanya Allah yang bisa
mewujudkan itu semua dengan caraNya.
Aku merasa semenjak berusaha
hijrah, hidupku lebih bahagia, lebih tenang karena merasa hidupku sudah Allah
urus. Aku bersyukur melalui beberapa kejadian yang menyakitkanku, akhirnya hal
itu juga yang membawaku hijrah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kini tinggal
impianku ke tanah suci saja yang belum terwujud. Doakan aku tetap istiqomah
dalam hijrah kearah yang lebih baik ya. #AyoHijrah !
Ngomong-ngomong soal hijrah,
soal keuangan pun kini jadi sorotan penting bagiku. Karena sesuatu yang halal
itu menjadi sebuah keharusan bagi seorang muslimah. Pelan-pelan aku mulai
menggali lebih dalam lagi tentang hijrah ini khususnya tentang keuangan. Di
zaman sekarang yang serba modern, jujur aja susah sekali untuk mencari bank
yang transaksinya halal dan sesuai syariat. Setelah cari-cari referensi ke
beberapa sumber, Alhamdulillah akhirnya ketemu lah yang namanya Bank Muamalat Indonesia.
Sumber Website : Bank Muamalat Indonesia |
Apa kalian pernah mendengar Bank Muamalat? Mungkin kalian pernah dengar tapi hanya sekilas aja. Kalian pun
pasti belum terlalu mengenal tentang Bank Muamalat itu sendiri. Baik, kita
kenalan dulu ya. Jadi, Bank Muamalatt ini adalah Bank Syariah pertama yang ada
di Indonesia. Berdiri sejak 1 November 1991. Berdirinya Bank Muamalat ini
digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
(ICMI), dan pengusaha muslim lho. Kemudian Bank Muamalat mendapat dukungan dari
pemerintah dan resmi beroperasi pada 1 Mei 1992. Seiring berjalannya waktu, Bank Muamalat terus beinovasi mengeluarkan produk-produk keuangan syariah. Pada
tahun 2009, Bank Muamalat mulai melebarkan sayap dengan menambah jaringan
kantor cabang hingga ke Kuala Lumpur, Malaysia. Tak sampai disitu, pada tahun
2011 Bank Muamalat meluncurkan Shar-e Gold Debit Visa sebagai Kartu Debit
Syariah pertama di Indonesia yang mendapat penghargaan dari Museum Rekor
Indonesia (MURI). Tersedia layanan seperti internet banking, mobile banking,
ATM, dan cash management.
Di usia yang ke 20 pada
tahun 2012, Bank Muamalat Indonesia melakukan rebranding logo untuk
meningkatkan awareness terhadap image Bank Syariah Islami, modern, dan
profesional. Hingga saat ini Bank beroperasi bersama beberapa entitas anaknya
dalam memberikan layanan terbaik yaitu Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF) yang
menyediakan layanan pembiayaan syariah, (DPLK Muamalat) yang memberikan layanan
dana pensiun, dan Baitulmaal Muamalat yang memberikan layanan penyaluran dana
Zakat Infak dan Sedekah (ZIS). Sejak tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia
bermetamorfosa menjadi entitas yang semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka
panjang. Dengan strategi bisnis yang terarah, Bank Muamalat akan terus melaju
mewujudkan visi menjadi “The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional Presence”.
Setelah tahu seluk beluk
mengenai Bank Muamalat, sekarang kita akan bahas bagaiman cara kerja Bank Muamalat. Aku yang memang belum
terdaftar menjadi nasabah, memutuskan untuk pergi ke salah satu kantor cabang Bank Muamalat yang ada di daerah BSD. Lokasinya sendiri terletak didekat sekolah Al Azhar BSD.
Sesampainya disana, aku disambut ramah
sama customer service yang bernama Nila. Aku bertanya apa saja layanan yang ada di Bank Muamalat dan bagaimana cara kerjanya.
Mbak Nila ini memberikan aku penjelasan
yang detail mengenai apa saja layanan yang ada dan bagaimana cara kerjanya. Aku
yang bukan nasabah pun rasanya sudah menjadi nasabah lama karena pelayanan dari
Mbak Nila sebagai karyawan Bank Muamalat yang begitu ramah. Yang menarik
perhatian adalah perbedaan Bank Muamalat dengan Bank Konvesional lainnya yang
membuatku semakin tertarik untuk menjadi nasabah Bank Muamalat. Tidak ada yang
namanya bunga, tetapi bagi hasil untuk nasabah. Berikut detailnya :
Selain itu, calon nasabah
bisa memilih layanan yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya saja Wadiah, yang
dengan memilih layanan ini bisa menitipkan dana pada Bank dengan melakukan
setoran awal sesuai nominal yang tercantum. Berikut detailnya :
Setelah dijelaskan secara detail,
aku jadi mengerti apa saja layanan dan cara kerja Bank Muamalat. Hal itu, makin
membuat aku yakin untuk memilih Bank Muamalat untuk urusan keuanganku. Oh ya tak lupa aku mengabadikan pertemuan dengan Mbak Nila, orangnya ramah banget :)
Sumber : Instagram Alin Rizkiana |
Dengan latar belakang
sebagai Bank pertama murni syariah di Indonesia, Bank Muamalat mengadakan launching
kampanye Ayo Hijrah pada 8 Oktober 2018. Apa itu #AyoHijrah? Sesuai dengan arti
Hijrah yang bermakna “lebih baik”, maka #AyoHijrah adalah gerakan yang mengajak
seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama selalu meningkatkan diri kearah
yang lebih baik dalam segala hal. Tujuan #Ayo Hijrah sendiri adalah untuk meningkatkan
kualitas diri baik individu maupun organisasi, semakin kaffah (menyeluruh)
menjalan syariat islam khususnya dalam konteks layanan perbankan syariah. Apa
saja sih bentuk gerakan #Ayohijrah, kegiatannya antara lain :
·
Seminar / edukasi tentang
perbankan syariah
·
Open booth di pusat kegiatan
masyarakat
·
Kajian islami dengan
narasumber dari kalangan ulama
·
Pemberdayaan masjid sebagai
salah satu agen perbankan syariah
Dimana masyarakat bisa
mempelajari gerakan #AyoHijrah berserta produk dan program Bank Muamalat? Kalian
bisa mencari lewat media sosial resmi Bank Muamalat di :
Facebook :
www.facebook.com/BankMuamalatIndonesia
Instagram : www.instagram.com/bank.muamalat
Twitter :
www.twitter.com/BankMuamalat
Youtube : www.youtube.com/bankmuamalat
Website : www.bankmuamalat.co.id
MashaAllah. Cerita tentang puasa "menyentil" banget. Sangat inspiratif. Tidak semua orang mampu menjalani proses hijrah itu sendiri dengan baik, tetapi setelah membaca #AyoHijrah ini adalah hal yang baik jika kita memulainya dari diri sendiri.
ReplyDeleteSetiap orang memiliki cerita kehidupannya masing-masing dan cerita kk cukup menarik buat aku 😉 ditambah pengetahuan tentang bank yang sudah respect dengan gerakan #ayohijrah ini ilmu baru buat aku, terimakasih ka sudah menyampaikan pengalaman kk melalui tulisan dengan detail 😊
Deletecerita hijrah kita hampir sama mbak alin. aku berharap semoga jaringan bank muamalat syariah juga sampai kedaerah pedesaan aaamiiin
ReplyDelete